Selasa, 01 Agustus 2017

1.Pengertian Ketahanan Nasional & Aspek-Aspek Ketahanan Nasional Dalam Menghadapi Ekonomi ASEAN

A. Ketahanan Nasional
Pengertian ketahanan nasional adalah kondisi dinamika, yaitu suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan ketahanan, Kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, hambatan dan ancaman baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Juga secara langsung ataupun tidak langsung yang dapat membahayakan integritas, identitas serta kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Dalam perjuangan mencapai cita-cita/tujuan nasionalnya bangsa Indonesia tidak terhindar dari berbagai ancaman-ancaman yang kadang-kadang membahayakan keselamatannya. Cara agar dapat menghadapi ancaman-ancaman tersebut, bangsa Indonesia harus memiliki kemampuan, keuletan, dan daya tahan yang dinamakan ketahanan nasional.
Kondisi atau situasi dan juga bisa dikatakan sikon bangsa kita ini selalu berubah-ubah tidak statik. Ancaman yang dihadapi juga tidak sama, baik jenisnya maupun besarnya. Karena itu ketahanan nasional harus selalu dibina dan ditingkatkan, sesuai dengan kondisi serta ancaman yang akan dihadapi. Dan inilah yang disebut dengan sifat dinamika pada ketahanan nasional.
Kata ketahanan nasional telah sering kita dengar disurat kabar atau sumber-sumber lainnya. Mungkin juga kita sudah memperoleh gambarannya.
Untuk mengetahui ketahanan nasional, sebelumnya kita sudah tau arti dari wawasan nusantara. Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamik yang dimiliki suatu bangsa, yang didalamnya terkandung keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan kekuatan nasional.
Kekuatan ini diperlukan untuk mengatasi segala macam ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang langsung atau tidak langsung akan membahayakan kesatuan, keberadaan, serta kelangsungan hidup bangsa dan negara. Bisa jadi ancaman-ancaman tersebut dari dalam ataupun dari luar.

B. Aspek-aspek Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional pada hakekatnya adalah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa dalam menghadapi semua jenis ancaman baik dari dalam maupun luar negeri untuk dapat menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara. Kalau kitra umpamakan manusia, ketahanan nasional adalah merupakan ketahanan tubuh kita dalam menghadapi berbagai macam penyakit.
Agar kita memiliki tubuh yang sehat dan kuat, seluruh anggota tubuh kita harus kita bina dan kita latih terus menerus agar badan kita menjadi segar, sehat dan kokoh kuat. Demikian pula Ketahanan Nasional, seluruh aspeknya harus kita bina dan kita bangun terus menerus agar kita memperoleh Ketahanan Nasional yang tangguh. 
.Ketahanan Nasional suatu bangsa sangat ditentukan oleh 3 aspek alamiah, yaitu : 
1.Letak Geografis 
2. Kekayaan alamnya 
3. Kemampuan penduduknya. 
.Di samping itu Ketahanan Nasional juga ditentukan oleh 5 aspek sosial, yaitu : 
1. Ideologi 
2. Politik 
3. Ekonomi 
4.. Sosial Budaya 
5. Pertahanan Keamanan. 
.Dengan demikian, maka ketahanan nasionat ditentukan oleh 8 aspek, yaitu : 
1.Letak Geografis 
Negara kita terdiri dari beribu-ribu pulau yang membentang sangat luas. Letaknya di posisi silang antara dua Benua (Asia dan Australia) dan dua Samudera (Samudera Hindia dan Samudera Pasifik) yang sangat strategis dan dapat menguntungkan bangsa Indonesia. Kkan tetapi letak negara semacam itu adalah juga sangat rawan terhadap semua jenis penyusupan, termasuk narkotika dan obat-obat terlarang. 
Segala pengaruh yang baik maupun yang buruk akan mudah masuk. Oleh sebab itu para siswa harus waspada, tetap berdisiplin, berpegang teguh kepada peraturan yang berlaku. Pembangunan di daerah perbatasan perlu sekali diperhatikan untuk dapat menangkal segala macam ancaman. 
2. Kekayaan Alam
Negara kita memiliki kekayaan alam yang beraneka ragam, yang merupakan modal dasar bagi pembangunan nasional, namun sebagian besar masih belum diolah. Selama ini kita masih memerlukan tenaga ahli dan modal asing. Hal ini merupakan tantangan bagi para siswa untuk belajar lebih tekun lagi agar kita tidak selamanya tergantung pada tenaga asing. 
3. Kemampuan Penduduk 
Penduduk kita memang sangat besar, tetapi tingkat keterampilan dan kemampuan teknologinya masih rendah. Itu sebabnya dalam Pembangunan Jangka Panjang Kedua peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia mendapat perhatian utama. 
Banyak negara-negara yang miskin akan sumber alam, tetapi berhasil meningkatkan kualitas penduduknya, sehingga dapat menjadi negara-negara yang maju sebagai contoh Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Hongkong, dan Singapura. Para siswa harus menyadari hal ini bahwa peningkatan kualitas mutu penduduk merupakan hal yang sangat penting. 
Lima aspek sosial yang harus kita bina dan bangun terus menerus agar Ketahanan Nasional kita tangguh, yaitu : 
1.Ideologi
Bangsa Indonesia telah memiliki ideologi Pancasila yang telah terbukti dapat menyelematkan bangsa dan negara dari kehancuran. Meskipun telah berkali-kali ada usaha untuk mengganti Pancasila dengan ideologi lain (komunis), tetapi Pancasila tetap jaya, sebagai pandangan hidup, dasar negara dan ideologi nasional kita.
Namun demikian, karena letak negara kita diposisi silang, kita harus tetap waspada terhadap penyusupan ideologi lain antara lain komunisme dan liberalisme. Oleh karena itu kita harus tetap berpegang teguh kepada Pancasila sebagai ideologi nasional.
2.Politik 
Sistem politik kita adalah demokrasi Pancasila yang dalam menyelesaikan masalah selalu mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat. Kita harus waspada jangan sampai terjebak ke dalam Demokrasi Liberal, yang dalam sejarah pemah membawa kesengsaraan bagi rakyat kita.
3. Ekonomi
 Landasan pembangunan ekonomi kita antara lain adalah pasal 33 UUD 1945. Dalam pelaksanaannya kita harus waspada agar tidak menjurus ke sistem ekonomi liberal yang cenderung menguntungkan golongan ekonomi kuat.
4. Sosial Budaya 
Masalah suku, agama, ras, dan antar golongan masyarakat (SARA), haruslah kita bina agar masyarakat selalu hidup - ru kun. Masyarakat Indonesia memang serba majemuk, karena itu dalam hidup bersama, masing- masing golongan harus mengendalikan diri. Kita harus selalu berpedoman pada "Bhinneka Tunggal Ika".
5. Pertahanan dan Keamanan
Masalah pertahanan keamanan harus terus kita tingkatkan, dengan mengikutsertakan seluruh warga negara. Pertahanan keamanan yang mantap, akan menciptakan stabilitas  nasional. Stabilitas yang mantap sangat kita perlukan untuk melanjutkan pembangunan nasional. 
Demikianlah hal-hal yang penting dalam wawasan nusantara dan ketahanan nasional yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pembangunan.
Pembangunan harus berpedoman kepada wawasan nusantara,agar terdapat pemerataan dan keseimbangan di seluruh wilayah tanah air. Yang kita bangun adalah seluruh aspek dari ketahanan agar kita memperoleh ketahanan nasional yang tangguh.
Ketahanan nasional yang tangguh akan memperlancar pembangunan tahap berikutnya untuk menuju masyarakat yang maju, mandiri, adil dan makmur berdasarkan Pancasila, baik material maupun spiritual.

C. Peran Indonesia dalam Asean
ASEAN merupakan kerjasama regional yang didirikan oleh lima negara yaitu Indonesia, Malaysia, Filiphina, Thailand, singapura berdasarkan kesepakatan bersama pada 8 agustus 1967 yang dikenal dengan deklarasi Bangkok 1967. Walaupun masing-masing negara anggota berbeda satu sama lain dalam hal bahasa, budaya, agama, dan geografi pengalaman sejarah namun lambat laun semakin menumbuhkan rasa kepercayaan. Masa awal pendirian Asean lebih diwarnai oleh upaya-upaya membangun rasa saling percaya di antara anggotanya untuk mengembangkan kerjasama yang lebih baik. Perkembangan keamanan nasional dan internasional kawasan Asean mengalami perkembangan yang pesat kerjasama ASEAN mulai menyentuh segala aspek tidak hanya permasalahan ekonomi dan sosial budaya namun Asean mulai merambah bidang yang di anggap sensitif oleh negara Asean yaitu bidang politik dan keamanan, hal ini tidak lepas dari perkembangan lingkungan domestik dan internasional sehingga membentuk pola-pola kerjasama antar anggota Asean.
Pembentukan Asean tidak lepas dari peran Soeharto yang cendrung mengedepankan politik luar negeri bertetangga baik, masa orde baru berupaya melakukan pencitraan yang tidak agresif, dimana Indonesia pada pemeritahan orde lama yang memilih politik konfrontasi dengan Malaysia yang di anggap sebagai negara kepanjangan kolonial Inggris, setelah lengsernya Soekarno pada tahun 1967. Seoeharto mengambil alih kekuasan dan melakukan reformasi kebijakan dengan menghentikan konfrontasi dengan Malaysia. Soeharto yang menginginkan pembangunan ekonomi nasional dengan mendukung kerjasama regional. dan menginginkan kawasan yang damai dimana tidak ada adanya perang. Sehingga Indonesia dalam pertemuan dengan negara-negara pendiri Asean, ialah Thailand, Filipina. Malaysia, dan Singapura di Bangkok Indonesia yang diwakili Adam Malik merencanakan pembentukan organisasi kawasan agara tercipatanya kawasan yang stabil dan damai.
ASEAN merupakan prioritas utama dalam politik luar negeri Indonesia, karena negara-negara ASEAN merupakan lingkaran terdalam dari lingkaran-lingkaran konsentris pelaksanaan politik luar negeri Indonesia. Pendekatan lingkaran-lingkaran konsentrismenegaskan besarnya pengaruh lingkungan eksternal terdekat terhadap situasi domestik Indonesia. Oleh karena itu, terciptanya kawasan Asia Tenggara yang stabil, aman, damai, dan konddusif, serta terjalinnya hubungan harmonis dengan negara-negara di Asia Tenggara dirasakan sangat penting dan merupakan modal dasar pembangunan nasional Indonesia.
Mengingat Indonesia menempatkan ASEAN sebagai lingkungan utama dari politik luar negerinya, Indonesia telah memainkan peran penting dalam perkembangan ASEAN. Indonesia seringkali dianggap oleh negara-negara di luar kawasan ASEAN sebagai tulang punggung ASEAN. Indonesia dianggap berpengaruh besar terhadap stabilitas regional Asia Tenggara. Sebagai contoh pernyataan yang dilontarkan Ketua Komisi Keamanan ParlemenJepang, Chiken Kakazu pada saat  bertemu dengan Ketua Komisi I DPR RI, Theo Sambuagadi Tokyo, Selasa 11 Desember 2007, Upaya menciptakan stabilitas kawasan Asia Timur mau tidak mau akan menempatkan Indonesia sebagai pilar utamanya. Keamanan Asia Timur  dipengaruhi stabilitas di kawasan Asia Tenggara, dan tentu saja ini banyak dipengaruhi Indonesia. Peran Indonesia di ASEAN sendiri tidak bisa diremehkan. Indonesia telahberkontribusi dalam berbagai bidang demi kemajuan ASEAN.
Pada masa Soeharto, Indonesia berperan semakin aktif dalam berbagai forum regional dan internasional, salah satu diantaranya adalah dengan menyumbangkan inisiatif-inisiatif segar dalam berbagai forum tersebut yang membahas berbagai persoalan dan isu-isu dunia. Dalam konteks ASEAN, Indonesia sudah mampu memerankan sebagai pemimpin dari negara-negara di Asia Tenggara, dengan gaya kepemimpinan Soeharto Indonesia mampu menjalin hubungan dan kerjasama yang baik dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Selama pemerintahan orde baru pembangunan dalam negeri Indonesia sangat menekankan pendekatan keamanan komprehensif tersebut dengan melakukan sekuritisasi terhadap hampir setiap aspek kehidupan politik, ekonomi, maupun sosial budaya sebagai strategi menciptkan stabilitas dan keamanan. meskipun di dominasi kekuatan militer, pemerintah orde baru tidak mengedepankan organisasi militer atau pertahanan militer an sich sebagai strategi pertahanan dan keamanan, baik dalam menghadapi ancaman dari dalam maupun dari luar negeri. Doktrin yang dikembangkan Indonesia mengenai ketahanan nasional di adopsi dalam bali concord 1. Salah satu butir tujuan dibentuknya Asean adalah mempercepat kerjasama ekonomi, kemajuan sosial, serta pengembangan kebudayaan di kawasan ini guna meciptkan masyarakat sejahtra dan damai dan meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan menghormati keadilan dan tertib di dalam hubungan di negara-negara kawasan ini, serta  mematuhi PBB. Indonesia mempertegas tujuan Asean dengan mengembangkan doktrin ketahanan Nasional, Ketahanan nasional yang dimaksud adalah menggunakan kemampuan nasional untuk mengatasi dan mempertahankan negara dari segala bentuk ancaman dari luar dan dalam bahkan berjuang untuk mencapai kepentingan nasional. Ketahanan nasional merupakan konseptualisasi yang berlandaskan berdasarkan sejarah Indonesia selama perjuangan kemerdekaan dan pasca kemerdekaan, dimana setiap gangguan dan ancaman hanya bisa diselesaikan Indonesia sendiri tanpa intervensi dari pihak lain.
Berangkat dari pemahaman tersebut, Indonesia berkeinginan untuk membangun kemampuan bersama di antara masyarakat Asia tenggara untuk mengurus masa depan intervensi bangsa lain. Melalui mentri luar negeri adam malik memperkenalkan doktrin ketahanan nasional pada petemuan Asean ministerial meeting ke 5 di Singapura 1972. Indonesia juga menyampaikan makalah yang bejudul reflection untuk mengajak anggota lainnya mengadakan evaluasi terhadap kesepakatan ekonomi sebelumnya, program ekonomi yang sebelumnya terbentuk berkaitan dengan program kerjasama sektoral di beberapa bidang. Yaitu produksi pangan, komunikasi, penerbangan dan turisme, Asean menetapkan suatu proyek Asean, yaitu yang cepat memberikan hasil, yang dapat dinikmati semua anggota dan yang memerlukan pembiayaan tidak besar, maka proyek Asean merupakan proyek yang kecil. Ini merupakan indikator Indonesia mempunya perhatian tidak hanya dalam bidang keamanan namun juga ekonomi, sekaligus Asean dimata Indonesia merupakan kawasan yang di anggap penting untuk mencapai kepentingan nasional Indonesia.
Pada KTT Asean di Bali sebagai respon terhadap campur tangan negara luar Indonesia 1976 Indonesia mengusulkan dalam sebuah paper untuk membentuk sebuah formasi kerjasama keamanan dan melakukan latihan militer bersama negara-negara Asean, meskipun usulan tersebut menuai penolakan dari beberapa negara Asean. Hasil dari KTT tersebut menghasilkan dua kesepakatan 1. Ketahanan nasional dan ketahanan regional. konsep tersebut merupakan kontribusi Indonesia di ASEAN dalam melegalkan prinsip non-intevensi, organisasi ini tidak boleh mengganggu kemerdekaan, kedaulatan, persamaan, keutuhan wilayah, dan kepribadian nasional tiap bangsa di Asia Tenggara artrinya bahwa tiap negara harus dapat melangsungkan kehidupan nasionalnya, bebas dari campur tangan, subversi atau tekanan dari luar, bahwa tidak ada campur tangan mengenai urusan dalam negeri satu sama lain, tiap perselisihan atau persengketaan harus diselesaikan dengan cara damai, dan setiap pengancaman dengan kekerasan atau penggunaan kekerasan tidak dapat dibenarkan.
Indonesia berperan penting dengan pengadaan program ZOPFAN (SoutheastAsian Zone of Peace, Freedom, and Neutrality) dan NFZ (southeast asian nuclear freezone) yang disepakati pada deklarasi kualalumpur pada tahun 1971 dan disetujuisemua negara ASEAN19, Dengan adanya PT PINDAD sebuah industri yang memproduksi senjata dan peralatan perang yang banyak digunakan oleh militer-militer di negara di ASEAN membuktikan bahwa Indonesia turut membantu dengan ekonomi militer nya untuk memajukan ASEAN di bidang pertahanan dan keamanan. Untuk saat ini peranan militer Indonesia di ASEAN lebih berfokus pada penanganan teroris internasional, kemanusiaan, dan latihan bersama.Pemberantasan terorisme merupakan salah satu bentuk kerjasama di bawah mekanisme AMMTC. Untuk memperkuat kerjasama, ASEAN telah menyusun dan menandatangani. ASEAN Convention on Counter Terrorism ( ACCT), saat KTT ASEAN ke-12 di Cebu, Filipina, pada tanggal 13 Januari 2007. Konvensi ini merupakan instrumen penting kerjasama ASEAN yang memberikan dasar hukumyang kuat guna meningkatkan kerjasama untuk pencegahan, penanggulangan dan pemberantasan terorisme. ACCT belum berlaku efektif karena baru diratifikasi oleh Singapura dan Thailand.Untuk mendorong proses ratifikasi dan sebagai langkah implementasi dariCetak Biru Komunitas Politik Keamanan ASEAN, saat SOMTC ke-9 di Nay Pyi Taw,Myanmar, tangal 30 Juni 2009, disepakatiASEAN Comprehensive Plan of Action onCounter Terrorism ( ACPoAon CT).Kesepakatan ACPoA on CT perlu dicatat pulasebagai keberhasilan Indonesia mengingat dalam kerangka SOMTC, Indonesia menjadi lead shepherd pembahasan terorisme.
Keputusan Indonesia menjadi bagian dari upaya multilateral untuk mengatasi, antara lain, masalah penyebaran senjata nuklir, terorisme internasional, dan perubahan iklim menunjukkan bahwa Indonesia berpihak kepada cara-cara multilateral untuk menyelesaikan masalah-masalah internasional. Hal ini secara jelas menunjukkan komitmen Indonesia untuk tetap menjadi bagian dari kolaborasi internasional guna menciptakan lingkungan global yang lebih stabil dan aman. Tentu tanpa harus mengorbankan kepentingan nasional Indonesia.
B.     Arti Penting Kekuatan Indonesia di ASEAN 2011 dalam Bidang Perdagangan
ASEAN Charter atau lebih dikenal dengan Piagam ASEAN telah ditandatangani oleh 10 (sepuluh) Kepala Negara / Pemerintahan negara anggota ASEAN pada tanggal 20 November 2007 ketika KTT ke–13 di Singapura, dan mulai diberlakukan secara efektif tanggal 15 Desember 2008. Piagam ASEAN merupakan salah satu dokumen yang mengubah ASEAN dari sebatas asosiasi di kawasan Asia Tenggara menjadi organisasi yang berdasarkan hukum dan berorientasi pada kepentingan rakyat.
Implementasi Piagam ASEAN sangat penting dalam membawa ASEAN lebih dekat kepada masyarakat. Inti dari Piagam ASEAN tersebut utamanya adalah bagi pembentukan 3 pilar ASEAN Community yaitu Komunitas Politik dan Keamanan (APSC), Komunitas Ekonomi (AEC), dan Komunitas Sosial dan Budaya (ASCC). Hal ini tentunya, mendorong kepada perubahan mekanisme kerja dan struktur organisasi ASEAN yang lebih jelas dan efektif.
Oleh karena itu, pada ASEAN Charter pasal 31 yang mengatur mengenai Chairmanship of ASEAN atau Keketuaan ASEAN dijelaskan bahwa pemilihan keketuaan ASEAN dilakukan secara rotasi berdasarkan alphabet dalam bahasa inggris dari nama negara anggota ASEAN. Dimana negara anggota yang terpilih menjadi ketua diharapkan dapat menyelenggarakan pertemuan ASEAN Summit and related summits, the ASEAN Coordinating Council, the three ASEAN Community Councils, relevant ASEAN Sectoral Ministerial Bodies and senior officials, dan the Committee of Permanent Representatives.1
Sepanjang tahun 2010, Vietnam merupakan Chairman ASEAN dengan bertindak sebagai tuan rumah bagi seluruh penyelenggaraan pertemuan tersebut. Apabila berdasarkan ketentuan rotasi alphabet maka negara selanjutnya yang diharapkan menjadi Chairman ASEAN adalah kembali ke urutan awal yaitu Brunei Darussalam. Namun pemerintah Indonesia mengharapkan hal yang berbeda mengingat di negara ini pada tahun 2013 mendatang akan berlangsung 2 (dua) perhelatan besar dimana Indonesia bertindak sebagai host country yaitu ASEAN dan forum APEC.
Oleh karena itu Indonesia mengusulkan untuk dapat menjadi ketua ASEAN pada tahun 2011 menggantikan Brunei Darussalam, yang kemudian pada tanggal 9 April 2010 bertepatan dengan 16th ASEAN Summit di Ha Noi, Viet Nam seluruh negara anggota ASEAN menyetujui usul tersebut.
Indonesia sebagai salah satu The Founding of ASEAN tentunya mempunyai pandangan nilai historikal tersendiri bagi kemajuan dan pencapaian organisasi ini sebagai bentuk kerja sama antar negara di kawasan Asia Tenggara yang dapat memakmurkan bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, disetujuinya Keketuaan Indonesia di ASEAN 2011 tentunya memberi tanggung jawab dan harus disertai dengan langkah serta persiapan yang matang baik dari segi penyelenggaraan, substansi, koordinasi antar instansi, logistik, maupun peran Indonesia untuk mendukung pencapaian tujuan dari ASEAN itu sendiri.
Kinerja Perdagangan ASEAN
Sebagai salah satu bentuk kerjasama di kawasan Asia, ASEAN mempunyai pengaruh politik dan perdagangan yang cukup besar. Hal ini dapat terlihat dari total populasi penduduk seluruh negara anggota ASEAN sebesar 583,5 milyar orang, dan total Produk Domestik Bruto sebesar US$ 1,507 milyar, salah satu yang terbesar dibandingkan Australia, New Zealand, India, maupun Korea Selatan.2
Ditinjau dari nilai ekspor dan impor pada periode Jan-Agustus 2010 (Tabel.1), seluruh negara anggota ASEAN mencatat total ekspor sebesar US$ 17.293,0 milyar cukup besar dibandingkan nilai ekspor Uni Eropa, RRT dan Amerika Serikat yang hanya mencatat sebesar US$ 10.784,6 milyar, US$ 9.376,9 milyar dan US$ 8.668,5 milyar. Sedangkan untuk nilai impor ASEAN mencapai US$ 15.769,4 milyar, sedangkan Uni Eropa hanya sebesar US$ 6.226,3 milyar, RRT sebesar US$ 7.856,8 milyar dan Amerika Serikat sebesar US$ 6.312,5 milyar.
Negara Ekspor Impor
ASEAN 17.293,0 15.769,4
Uni Eropa 10.784,6 6.226,3
RRT 9.376,9 7.856,8
Amerika Serikat 8.668,5 6.312,5
Hal ini tentunya menjadikan ASEAN sebagai salah satu driving force bagi sumber pertumbuhan dikawasan Asia bahkan sebuah building bloc bagi perdagangan dunia yang dapat menciptakan skala ekonomi yang lebih efisien. Dan hal ini juga secara tidak langsung diharapkan akan berdampak secara kepada semakin meningkatnya tingkat kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia sebagai salah satu bagian dari ASEAN.
Kinerja Perdagangan Indonesia dengan ASEAN
Perkembangan perdagangan Indonesia dengan ASEAN menggambarkan nilai perdagangan yang cenderung defisit yaitu sebesar US$ 1,2 milyar pada tahun 2005 dan meningkat menjadi US$ 2,9 milyar pada tahun 2010 (periode jan-juli).
Apabila kita analisa lebih mendalam kecenderungan defisit perdagangan kita dengan negara-negara ASEAN lebih pada kelompok produk minyak dan gas, namun lain hal nya dengan produk non-migas yang mencerminkan hasil sebaliknya yaitu surplus sebesar US$ 6,7 milyar pada tahun 2005 dan surplus sebesar US$ 1,2 milyar pada tahun 2010 (periode jan-juli).
Dengan 5 (lima) komoditas utama ekspor non-migas yaitu produk (1) Electrical, electronic equipment (US$ 2.3 juta); (2) Machinery, boilers (US$ 2 juta); (3) Animal,vegetable fats and oils, cleavage products (US$ 1.7 juta); (4) Tin and articles thereof (US$ 1.1 juta); (5) Copper and articles thereof (US$ 1 juta).
Negara Tujuan Ekspor Utama Indonesia
Berdasarkan data yang diperoleh, pada tahun 2010 periode januari-juli konsentrasi lima pasar ekspor non migas utama Indonesia adalah ke Jepang, Amerika Serikat, RRT, Singapura dan India.
.Negara Tujuan Ekspor Utama Indonesia Periode Jan-Juli 2010
1 JEPANG 9.009,7
2 AMERIKA SERIKAT 7.523,6
3 REP.RAKYAT CINA 6.974,6
4 SINGAPURA 5.356,5
5 INDIA 4.945,5
Serta asal negara impor utama ke Indonesia secara berturut-turut berasal dari RRT, Jepang, Singapura, Amerika Serikat, dan Thailand.
.Asal Negara Impor Utama ke Indonesia Periode Jan-Juli 2010
1 REP.RAKYAT CINA 10.966,9
2 JEPANG 9.335,6
3 SINGAPURA 5.771,6
4 AMERIKA SERIKAT 5.341,1
5 THAILAND 4.386,1
Perbandingan Empat Negara: Jerman, AS, India dan Indonesia.
Berdasarkan salah satu paparan yang dilakukan oleh Prof. Aleksius Jemadu, Ph.D, Guru Besar Politik Internasional FISIP HI UPH, beliau membandingkan 4 (empat) negara besar di kerja sama negara-negara dalam sebuah kawasan yang mereka terlibat didalamnya.
Negara-negara tersebut adalah Jerman dengan Uni Eropa, Amerika Serikat dengan NAFTA, India di dalam SAARC, dan Indonesia dengan ASEAN. Keempat negara tersebut memainkan peranan sebagai regional leadership. Jerman dan Amerika sangat gigih dalam mempromosikan kerja sama regional karena keunggulan teknologi dan daya saing ekonomi tinggi yang mereka miliki, sehingga manfaat dari kerjasama kawasan yang mereka lakukan memberikan dampak dan pengaruh positif atas keunggulan komparatif yang dimiliki.
India, berbeda dengan Jerman dan Amerika Serikat, karena faktor konfliknya dengan Pakistan lebih mengandalkan national capability dariapada kemampuan collective regional.Lain pula halnya dengan Indonesia, dimana ASEAN menempati posisi sentral dalam seluruh bangunan kebijakan luar negeri RI. Namun secara ekonomi, ASEAN bukan mitra dagang terbesar RI dan intra-regional trade ASEAN lebih kecil daripada extra-regional trade dengan Jepang, China, AS dan Uni Eropa. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya sesama negara-negara ASEAN masih bersaing untuk sejumlah produk/komoditas yang sama (palm oil, electronics, dan automotive industry).
Oleh karena itu disinilah perlunya Indonesia melakukan penilaian kembali mengenai langkah-langkah dan persiapan yang perlu dilakukan terkait filosofi dari keberadaan dan peran ASEAN itu sendiri bagi Indonesia.
Keketuaan ASEAN yang akan dipegang oleh Indonesia sebagai salah satu b
ig brother di ASEAN bagi negara-negara ASEAN lainnya bahkan negara mitra dagang ASEAN tentunya mengharapkan langkah-langkah konkrit Indonesia untuk take lead atas transformasi ASEAN dalam hal ini menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN (AEC) 2015.
Menuju ASEAN Economic Community 2015
Berbicara mengenai perkembangan pencapaian menuju AEC 2015 selama ini selalu dimonitor melalui AEC Scorecard, dimana Indonesia selama periode 2010, masih merupakan negara dengan realisasi pencapaian AEC Scorecard terendah dibandingkan 9 negara anggota ASEAN lainnya termasuk Vietnam selaku ASEAN Chairman 2010.
Hal tersebut diataslah yang tentunya sangat perlu diperbaiki mengingat Indonesia menjadi ketua ASEAN pada 2011, hal ini tentunya bukan kabar baik apabila dalam masa keketuaannya di ASEAN, ketua ASEAN sendiri dalam hal ini Indonesia menjadi yang terendah pencapaian AEC Scorecard-nya dibandingkan negara ASEAN lainnya.
Tentunya hal ini terkendala dibeberapa hal secara teknis seperti misalnya ratifikasi beberapa perjanjian kerjasama dengan permasalahan transposisi tarif yaitu ASEAN-Japan Comprehensive Economic Partnership (AJCEP) dan ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area.
Selain hal tersebut yang tidak kalah penting faktor pendukung yang perlu dipersiapkan adalah langkah dalam mewujudkan ASEAN Single Window, dimana masing-masing negara ASEAN diharapkan sudah mulai mengimplementasikan National Single Window sebagai upaya harmonisasi dan simplifikasi elemen-elemen dalam mewujudkan single market and production base.
Secara nasional hal ini tentunya akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap daya saing dan iklim investasi yang berdampak pada akselerasi kemajuan ekonomi serta efisiensi dan keuntungan secara berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan dimana, arus barang ekspor dan impor akan semakin cepat; proses produksi lancar dan terprediksi dengan baik; biaya transaksi akan semakin menurun; pelayanan yang semakin transparan, cepat dan mudah dijangkau.
Peran Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2011 tentunya sangatlah besar, dimana tuntutan dan harapan akan terobosan dan langkah konkrit yang dihasilkan dapat tetap terwujud. Mengingat pencapaian dari AEC selama tahun 2010-2011 merupakan tahap penting agar dapat mewujudkan AEC tetap on-schedule hingga akhir tahun 2015, maka kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah tidaklah dapat dipisahkan disertai dengan dukungan oleh seluruh lapisan masyarakat, sehingga ASEAN tidak sebatas pertemuan-pertemuan formal antar pejabat pemerintah namun, dapat menjadi salah satu elemen penting yang tertanam di masyarakat Indonesia.

DAFTAR BACAAN :
http://www.tugassekolah.com/2016/03/aspek-aspek-ketahanan-nasional.html
http://kajiankritis.blogspot.com/2011/05/peran-indonesia-dalam-asean.html
file:///E:/406-menuju-masyarakat-asean-peran-indonesia-dalam-kepemimpinan-asean-2011.htm
http://www.bni.co.id/Portals/0/Document/Ulasan%20Ekonomi/ACFTA.pdf

http://andrigilang.wordpress.com/2010/12/01/arti-penting-keketuaan-indonesia-di-asean-2011-dalam-bidang-perdagangan/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar