A. Ketahanan Nasional
Pengertian ketahanan nasional
adalah kondisi dinamika, yaitu suatu bangsa yang berisi keuletan dan
ketangguhan yang mampu mengembangkan ketahanan, Kekuatan nasional dalam
menghadapi dan mengatasi segala tantangan, hambatan dan ancaman baik yang
datang dari dalam maupun dari luar. Juga secara langsung ataupun tidak langsung
yang dapat membahayakan integritas, identitas serta kelangsungan hidup bangsa
dan negara.
Dalam perjuangan mencapai
cita-cita/tujuan nasionalnya bangsa Indonesia tidak terhindar dari berbagai
ancaman-ancaman yang kadang-kadang membahayakan keselamatannya. Cara agar dapat
menghadapi ancaman-ancaman tersebut, bangsa Indonesia harus memiliki kemampuan,
keuletan, dan daya tahan yang dinamakan ketahanan nasional.
Kondisi atau situasi dan juga bisa
dikatakan sikon bangsa kita ini selalu berubah-ubah tidak statik. Ancaman yang
dihadapi juga tidak sama, baik jenisnya maupun besarnya. Karena itu ketahanan
nasional harus selalu dibina dan ditingkatkan, sesuai dengan kondisi serta
ancaman yang akan dihadapi. Dan inilah yang disebut dengan sifat dinamika pada
ketahanan nasional.
Kata ketahanan nasional telah
sering kita dengar disurat kabar atau sumber-sumber lainnya. Mungkin juga kita
sudah memperoleh gambarannya.
Untuk mengetahui ketahanan
nasional, sebelumnya kita sudah tau arti dari wawasan nusantara. Ketahanan
nasional merupakan kondisi dinamik yang dimiliki suatu bangsa, yang didalamnya
terkandung keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan kekuatan nasional.
Kekuatan ini diperlukan untuk
mengatasi segala macam ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang langsung
atau tidak langsung akan membahayakan kesatuan, keberadaan, serta kelangsungan
hidup bangsa dan negara. Bisa jadi ancaman-ancaman tersebut dari dalam ataupun
dari luar.
B. Aspek-aspek Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional pada
hakekatnya adalah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa dalam menghadapi semua
jenis ancaman baik dari dalam maupun luar negeri untuk dapat menjamin
kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara. Kalau kitra umpamakan
manusia, ketahanan nasional adalah merupakan ketahanan tubuh kita dalam
menghadapi berbagai macam penyakit.
Agar kita memiliki tubuh yang
sehat dan kuat, seluruh anggota tubuh kita harus kita bina dan kita latih terus
menerus agar badan kita menjadi segar, sehat dan kokoh kuat. Demikian pula
Ketahanan Nasional, seluruh aspeknya harus kita bina dan kita bangun terus
menerus agar kita memperoleh Ketahanan Nasional yang tangguh.
.Ketahanan Nasional suatu bangsa
sangat ditentukan oleh 3 aspek alamiah, yaitu :
1.Letak Geografis
2. Kekayaan alamnya
3. Kemampuan penduduknya.
.Di samping itu Ketahanan
Nasional juga ditentukan oleh 5 aspek sosial, yaitu :
1. Ideologi
2. Politik
3. Ekonomi
4.. Sosial Budaya
5. Pertahanan Keamanan.
.Dengan demikian, maka ketahanan
nasionat ditentukan oleh 8 aspek, yaitu :
1.Letak Geografis
Negara kita terdiri dari
beribu-ribu pulau yang membentang sangat luas. Letaknya di posisi silang antara
dua Benua (Asia dan Australia) dan dua Samudera (Samudera Hindia dan Samudera
Pasifik) yang sangat strategis dan dapat menguntungkan bangsa Indonesia. Kkan
tetapi letak negara semacam itu adalah juga sangat rawan terhadap semua jenis
penyusupan, termasuk narkotika dan obat-obat terlarang.
Segala pengaruh yang baik maupun
yang buruk akan mudah masuk. Oleh sebab itu para siswa harus waspada, tetap
berdisiplin, berpegang teguh kepada peraturan yang berlaku. Pembangunan di
daerah perbatasan perlu sekali diperhatikan untuk dapat menangkal segala macam
ancaman.
2. Kekayaan Alam
Negara kita memiliki kekayaan
alam yang beraneka ragam, yang merupakan modal dasar bagi pembangunan nasional,
namun sebagian besar masih belum diolah. Selama ini kita masih memerlukan
tenaga ahli dan modal asing. Hal ini merupakan tantangan bagi para siswa untuk
belajar lebih tekun lagi agar kita tidak selamanya tergantung pada tenaga
asing.
3. Kemampuan Penduduk
Penduduk kita memang sangat
besar, tetapi tingkat keterampilan dan kemampuan teknologinya masih rendah. Itu
sebabnya dalam Pembangunan Jangka Panjang Kedua peningkatan kualitas manusia
dan masyarakat Indonesia mendapat perhatian utama.
Banyak negara-negara yang miskin
akan sumber alam, tetapi berhasil meningkatkan kualitas penduduknya, sehingga
dapat menjadi negara-negara yang maju sebagai contoh Jepang, Korea Selatan,
Taiwan, Hongkong, dan Singapura. Para siswa harus menyadari hal ini bahwa
peningkatan kualitas mutu penduduk merupakan hal yang sangat penting.
Lima aspek sosial yang harus kita
bina dan bangun terus menerus agar Ketahanan Nasional kita tangguh, yaitu :
1.Ideologi
Bangsa Indonesia telah memiliki
ideologi Pancasila yang telah terbukti dapat menyelematkan bangsa dan negara
dari kehancuran. Meskipun telah berkali-kali ada usaha untuk mengganti
Pancasila dengan ideologi lain (komunis), tetapi Pancasila tetap jaya, sebagai
pandangan hidup, dasar negara dan ideologi nasional kita.
Namun demikian, karena letak
negara kita diposisi silang, kita harus tetap waspada terhadap penyusupan
ideologi lain antara lain komunisme dan liberalisme. Oleh karena itu kita harus
tetap berpegang teguh kepada Pancasila sebagai ideologi nasional.
2.Politik
Sistem politik kita adalah
demokrasi Pancasila yang dalam menyelesaikan masalah selalu mengutamakan
musyawarah untuk mencapai mufakat. Kita harus waspada jangan sampai terjebak ke
dalam Demokrasi Liberal, yang dalam sejarah pemah membawa kesengsaraan bagi
rakyat kita.
3. Ekonomi
Landasan pembangunan
ekonomi kita antara lain adalah pasal 33 UUD 1945. Dalam pelaksanaannya kita
harus waspada agar tidak menjurus ke sistem ekonomi liberal yang cenderung
menguntungkan golongan ekonomi kuat.
4. Sosial Budaya
Masalah suku, agama, ras, dan
antar golongan masyarakat (SARA), haruslah kita bina agar masyarakat selalu
hidup - ru kun. Masyarakat Indonesia memang serba majemuk, karena itu dalam
hidup bersama, masing- masing golongan harus mengendalikan diri. Kita harus
selalu berpedoman pada "Bhinneka Tunggal Ika".
5. Pertahanan dan Keamanan
Masalah pertahanan keamanan harus
terus kita tingkatkan, dengan mengikutsertakan seluruh warga negara. Pertahanan
keamanan yang mantap, akan menciptakan stabilitas nasional. Stabilitas
yang mantap sangat kita perlukan untuk melanjutkan pembangunan nasional.
Demikianlah hal-hal yang penting
dalam wawasan nusantara dan ketahanan nasional yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaan pembangunan.
Pembangunan harus berpedoman
kepada wawasan nusantara,agar terdapat pemerataan dan keseimbangan di seluruh
wilayah tanah air. Yang kita bangun adalah seluruh aspek dari ketahanan agar
kita memperoleh ketahanan nasional yang tangguh.
Ketahanan nasional yang tangguh
akan memperlancar pembangunan tahap berikutnya untuk menuju masyarakat yang
maju, mandiri, adil dan makmur berdasarkan Pancasila, baik material maupun
spiritual.
C. Peran Indonesia dalam Asean
ASEAN merupakan kerjasama
regional yang didirikan oleh lima negara yaitu Indonesia, Malaysia, Filiphina,
Thailand, singapura berdasarkan kesepakatan bersama pada 8 agustus 1967 yang
dikenal dengan deklarasi Bangkok 1967. Walaupun masing-masing negara anggota
berbeda satu sama lain dalam hal bahasa, budaya, agama, dan geografi pengalaman
sejarah namun lambat laun semakin menumbuhkan rasa kepercayaan. Masa awal
pendirian Asean lebih diwarnai oleh upaya-upaya membangun rasa saling percaya
di antara anggotanya untuk mengembangkan kerjasama yang lebih baik.
Perkembangan keamanan nasional dan internasional kawasan Asean mengalami perkembangan
yang pesat kerjasama ASEAN mulai menyentuh segala aspek tidak hanya
permasalahan ekonomi dan sosial budaya namun Asean mulai merambah bidang yang
di anggap sensitif oleh negara Asean yaitu bidang politik dan keamanan, hal ini
tidak lepas dari perkembangan lingkungan domestik dan internasional sehingga
membentuk pola-pola kerjasama antar anggota Asean.
Pembentukan Asean tidak lepas
dari peran Soeharto yang cendrung mengedepankan politik luar negeri bertetangga
baik, masa orde baru berupaya melakukan pencitraan yang tidak agresif, dimana
Indonesia pada pemeritahan orde lama yang memilih politik konfrontasi dengan
Malaysia yang di anggap sebagai negara kepanjangan kolonial Inggris, setelah
lengsernya Soekarno pada tahun 1967. Seoeharto mengambil alih kekuasan dan
melakukan reformasi kebijakan dengan menghentikan konfrontasi dengan Malaysia.
Soeharto yang menginginkan pembangunan ekonomi nasional dengan mendukung
kerjasama regional. dan menginginkan kawasan yang damai dimana tidak ada adanya
perang. Sehingga Indonesia dalam pertemuan dengan negara-negara pendiri Asean,
ialah Thailand, Filipina. Malaysia, dan Singapura di Bangkok Indonesia yang
diwakili Adam Malik merencanakan pembentukan organisasi kawasan agara
tercipatanya kawasan yang stabil dan damai.
ASEAN merupakan prioritas utama
dalam politik luar negeri Indonesia, karena negara-negara ASEAN merupakan
lingkaran terdalam dari lingkaran-lingkaran konsentris pelaksanaan politik luar
negeri Indonesia. Pendekatan lingkaran-lingkaran konsentrismenegaskan besarnya
pengaruh lingkungan eksternal terdekat terhadap situasi domestik Indonesia.
Oleh karena itu, terciptanya kawasan Asia Tenggara yang stabil, aman, damai,
dan konddusif, serta terjalinnya hubungan harmonis dengan negara-negara di Asia
Tenggara dirasakan sangat penting dan merupakan modal dasar pembangunan
nasional Indonesia.
Mengingat Indonesia menempatkan
ASEAN sebagai lingkungan utama dari politik luar negerinya, Indonesia telah
memainkan peran penting dalam perkembangan ASEAN. Indonesia seringkali dianggap
oleh negara-negara di luar kawasan ASEAN sebagai tulang punggung ASEAN.
Indonesia dianggap berpengaruh besar terhadap stabilitas regional Asia
Tenggara. Sebagai contoh pernyataan yang dilontarkan Ketua Komisi Keamanan
ParlemenJepang, Chiken Kakazu pada saat bertemu dengan Ketua Komisi I DPR
RI, Theo Sambuagadi Tokyo, Selasa 11 Desember 2007, Upaya menciptakan
stabilitas kawasan Asia Timur mau tidak mau akan menempatkan Indonesia sebagai
pilar utamanya. Keamanan Asia Timur dipengaruhi stabilitas di kawasan
Asia Tenggara, dan tentu saja ini banyak dipengaruhi Indonesia. Peran Indonesia
di ASEAN sendiri tidak bisa diremehkan. Indonesia telahberkontribusi dalam
berbagai bidang demi kemajuan ASEAN.
Pada masa Soeharto, Indonesia
berperan semakin aktif dalam berbagai forum regional dan internasional, salah
satu diantaranya adalah dengan menyumbangkan inisiatif-inisiatif segar dalam
berbagai forum tersebut yang membahas berbagai persoalan dan isu-isu dunia.
Dalam konteks ASEAN, Indonesia sudah mampu memerankan sebagai pemimpin dari
negara-negara di Asia Tenggara, dengan gaya kepemimpinan Soeharto Indonesia
mampu menjalin hubungan dan kerjasama yang baik dengan negara-negara di kawasan
Asia Tenggara.
Selama pemerintahan orde baru
pembangunan dalam negeri Indonesia sangat menekankan pendekatan keamanan
komprehensif tersebut dengan melakukan sekuritisasi terhadap hampir setiap
aspek kehidupan politik, ekonomi, maupun sosial budaya sebagai strategi
menciptkan stabilitas dan keamanan. meskipun di dominasi kekuatan militer,
pemerintah orde baru tidak mengedepankan organisasi militer atau pertahanan
militer an sich sebagai strategi pertahanan dan keamanan, baik dalam menghadapi
ancaman dari dalam maupun dari luar negeri. Doktrin yang dikembangkan Indonesia
mengenai ketahanan nasional di adopsi dalam bali concord 1. Salah satu butir
tujuan dibentuknya Asean adalah mempercepat kerjasama ekonomi, kemajuan sosial,
serta pengembangan kebudayaan di kawasan ini guna meciptkan masyarakat sejahtra
dan damai dan meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan
menghormati keadilan dan tertib di dalam hubungan di negara-negara kawasan ini,
serta mematuhi PBB. Indonesia mempertegas tujuan Asean dengan
mengembangkan doktrin ketahanan Nasional, Ketahanan nasional yang dimaksud
adalah menggunakan kemampuan nasional untuk mengatasi dan mempertahankan negara
dari segala bentuk ancaman dari luar dan dalam bahkan berjuang untuk mencapai
kepentingan nasional. Ketahanan nasional merupakan konseptualisasi yang
berlandaskan berdasarkan sejarah Indonesia selama perjuangan kemerdekaan dan
pasca kemerdekaan, dimana setiap gangguan dan ancaman hanya bisa diselesaikan
Indonesia sendiri tanpa intervensi dari pihak lain.
Berangkat dari pemahaman
tersebut, Indonesia berkeinginan untuk membangun kemampuan bersama di antara
masyarakat Asia tenggara untuk mengurus masa depan intervensi bangsa lain.
Melalui mentri luar negeri adam malik memperkenalkan doktrin ketahanan nasional
pada petemuan Asean ministerial meeting ke 5 di Singapura 1972. Indonesia juga
menyampaikan makalah yang bejudul reflection untuk mengajak anggota lainnya
mengadakan evaluasi terhadap kesepakatan ekonomi sebelumnya, program ekonomi
yang sebelumnya terbentuk berkaitan dengan program kerjasama sektoral di
beberapa bidang. Yaitu produksi pangan, komunikasi, penerbangan dan turisme,
Asean menetapkan suatu proyek Asean, yaitu yang cepat memberikan hasil, yang
dapat dinikmati semua anggota dan yang memerlukan pembiayaan tidak besar, maka
proyek Asean merupakan proyek yang kecil. Ini merupakan indikator Indonesia
mempunya perhatian tidak hanya dalam bidang keamanan namun juga ekonomi,
sekaligus Asean dimata Indonesia merupakan kawasan yang di anggap penting untuk
mencapai kepentingan nasional Indonesia.
Pada KTT Asean di Bali sebagai
respon terhadap campur tangan negara luar Indonesia 1976 Indonesia mengusulkan
dalam sebuah paper untuk membentuk sebuah formasi kerjasama keamanan dan
melakukan latihan militer bersama negara-negara Asean, meskipun usulan tersebut
menuai penolakan dari beberapa negara Asean. Hasil dari KTT tersebut
menghasilkan dua kesepakatan 1. Ketahanan nasional dan ketahanan regional.
konsep tersebut merupakan kontribusi Indonesia di ASEAN dalam melegalkan
prinsip non-intevensi, organisasi ini tidak boleh mengganggu kemerdekaan,
kedaulatan, persamaan, keutuhan wilayah, dan kepribadian nasional tiap bangsa
di Asia Tenggara artrinya bahwa tiap negara harus dapat melangsungkan kehidupan
nasionalnya, bebas dari campur tangan, subversi atau tekanan dari luar, bahwa tidak
ada campur tangan mengenai urusan dalam negeri satu sama lain, tiap
perselisihan atau persengketaan harus diselesaikan dengan cara damai, dan
setiap pengancaman dengan kekerasan atau penggunaan kekerasan tidak dapat
dibenarkan.
Indonesia berperan penting dengan
pengadaan program ZOPFAN (SoutheastAsian Zone of Peace, Freedom, and
Neutrality) dan NFZ (southeast asian nuclear freezone) yang disepakati pada
deklarasi kualalumpur pada tahun 1971 dan disetujuisemua negara ASEAN19, Dengan
adanya PT PINDAD sebuah industri yang memproduksi senjata dan peralatan perang
yang banyak digunakan oleh militer-militer di negara di ASEAN membuktikan bahwa
Indonesia turut membantu dengan ekonomi militer nya untuk memajukan ASEAN di
bidang pertahanan dan keamanan. Untuk saat ini peranan militer Indonesia di
ASEAN lebih berfokus pada penanganan teroris internasional, kemanusiaan, dan
latihan bersama.Pemberantasan terorisme merupakan salah satu bentuk kerjasama
di bawah mekanisme AMMTC. Untuk memperkuat kerjasama, ASEAN telah menyusun dan
menandatangani. ASEAN Convention on Counter Terrorism ( ACCT), saat KTT ASEAN
ke-12 di Cebu, Filipina, pada tanggal 13 Januari 2007. Konvensi ini merupakan
instrumen penting kerjasama ASEAN yang memberikan dasar hukumyang kuat guna
meningkatkan kerjasama untuk pencegahan, penanggulangan dan pemberantasan
terorisme. ACCT belum berlaku efektif karena baru diratifikasi oleh Singapura
dan Thailand.Untuk mendorong proses ratifikasi dan sebagai langkah implementasi
dariCetak Biru Komunitas Politik Keamanan ASEAN, saat SOMTC ke-9 di Nay Pyi
Taw,Myanmar, tangal 30 Juni 2009, disepakatiASEAN Comprehensive Plan of Action
onCounter Terrorism ( ACPoAon CT).Kesepakatan ACPoA on CT perlu dicatat
pulasebagai keberhasilan Indonesia mengingat dalam kerangka SOMTC, Indonesia
menjadi lead shepherd pembahasan terorisme.
Keputusan Indonesia menjadi
bagian dari upaya multilateral untuk mengatasi, antara lain, masalah penyebaran
senjata nuklir, terorisme internasional, dan perubahan iklim menunjukkan bahwa
Indonesia berpihak kepada cara-cara multilateral untuk menyelesaikan
masalah-masalah internasional. Hal ini secara jelas menunjukkan komitmen
Indonesia untuk tetap menjadi bagian dari kolaborasi internasional guna
menciptakan lingkungan global yang lebih stabil dan aman. Tentu tanpa harus
mengorbankan kepentingan nasional Indonesia.
B. Arti Penting
Kekuatan Indonesia di ASEAN 2011 dalam Bidang Perdagangan
ASEAN Charter atau lebih dikenal
dengan Piagam ASEAN telah ditandatangani oleh 10 (sepuluh) Kepala Negara /
Pemerintahan negara anggota ASEAN pada tanggal 20 November 2007 ketika KTT
ke–13 di Singapura, dan mulai diberlakukan secara efektif tanggal 15 Desember
2008. Piagam ASEAN merupakan salah satu dokumen yang mengubah ASEAN dari
sebatas asosiasi di kawasan Asia Tenggara menjadi organisasi yang berdasarkan
hukum dan berorientasi pada kepentingan rakyat.
Implementasi Piagam ASEAN sangat
penting dalam membawa ASEAN lebih dekat kepada masyarakat. Inti dari Piagam
ASEAN tersebut utamanya adalah bagi pembentukan 3 pilar ASEAN Community yaitu
Komunitas Politik dan Keamanan (APSC), Komunitas Ekonomi (AEC), dan Komunitas
Sosial dan Budaya (ASCC). Hal ini tentunya, mendorong kepada perubahan
mekanisme kerja dan struktur organisasi ASEAN yang lebih jelas dan efektif.
Oleh karena itu, pada ASEAN
Charter pasal 31 yang mengatur mengenai Chairmanship of ASEAN atau Keketuaan
ASEAN dijelaskan bahwa pemilihan keketuaan ASEAN dilakukan secara rotasi
berdasarkan alphabet dalam bahasa inggris dari nama negara anggota ASEAN.
Dimana negara anggota yang terpilih menjadi ketua diharapkan dapat
menyelenggarakan pertemuan ASEAN Summit and related summits, the ASEAN
Coordinating Council, the three ASEAN Community Councils, relevant ASEAN
Sectoral Ministerial Bodies and senior officials, dan the Committee of
Permanent Representatives.1
Sepanjang tahun 2010, Vietnam
merupakan Chairman ASEAN dengan bertindak sebagai tuan rumah bagi seluruh
penyelenggaraan pertemuan tersebut. Apabila berdasarkan ketentuan rotasi
alphabet maka negara selanjutnya yang diharapkan menjadi Chairman ASEAN adalah
kembali ke urutan awal yaitu Brunei Darussalam. Namun pemerintah Indonesia
mengharapkan hal yang berbeda mengingat di negara ini pada tahun 2013 mendatang
akan berlangsung 2 (dua) perhelatan besar dimana Indonesia bertindak sebagai
host country yaitu ASEAN dan forum APEC.
Oleh karena itu Indonesia
mengusulkan untuk dapat menjadi ketua ASEAN pada tahun 2011 menggantikan Brunei
Darussalam, yang kemudian pada tanggal 9 April 2010 bertepatan dengan 16th
ASEAN Summit di Ha Noi, Viet Nam seluruh negara anggota ASEAN menyetujui usul
tersebut.
Indonesia sebagai salah satu The
Founding of ASEAN tentunya mempunyai pandangan nilai historikal tersendiri bagi
kemajuan dan pencapaian organisasi ini sebagai bentuk kerja sama antar negara
di kawasan Asia Tenggara yang dapat memakmurkan bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, disetujuinya
Keketuaan Indonesia di ASEAN 2011 tentunya memberi tanggung jawab dan harus
disertai dengan langkah serta persiapan yang matang baik dari segi
penyelenggaraan, substansi, koordinasi antar instansi, logistik, maupun peran
Indonesia untuk mendukung pencapaian tujuan dari ASEAN itu sendiri.
Kinerja Perdagangan ASEAN
Sebagai salah satu bentuk
kerjasama di kawasan Asia, ASEAN mempunyai pengaruh politik dan perdagangan
yang cukup besar. Hal ini dapat terlihat dari total populasi penduduk seluruh
negara anggota ASEAN sebesar 583,5 milyar orang, dan total Produk Domestik
Bruto sebesar US$ 1,507 milyar, salah satu yang terbesar dibandingkan
Australia, New Zealand, India, maupun Korea Selatan.2
Ditinjau dari nilai ekspor dan
impor pada periode Jan-Agustus 2010 (Tabel.1), seluruh negara anggota ASEAN
mencatat total ekspor sebesar US$ 17.293,0 milyar cukup besar dibandingkan
nilai ekspor Uni Eropa, RRT dan Amerika Serikat yang hanya mencatat sebesar US$
10.784,6 milyar, US$ 9.376,9 milyar dan US$ 8.668,5 milyar. Sedangkan untuk
nilai impor ASEAN mencapai US$ 15.769,4 milyar, sedangkan Uni Eropa hanya
sebesar US$ 6.226,3 milyar, RRT sebesar US$ 7.856,8 milyar dan Amerika Serikat
sebesar US$ 6.312,5 milyar.
Negara Ekspor Impor
ASEAN 17.293,0 15.769,4
Uni Eropa 10.784,6 6.226,3
RRT 9.376,9 7.856,8
Amerika Serikat 8.668,5 6.312,5
Hal ini tentunya menjadikan ASEAN
sebagai salah satu driving force bagi sumber pertumbuhan dikawasan Asia bahkan
sebuah building bloc bagi perdagangan dunia yang dapat menciptakan skala
ekonomi yang lebih efisien. Dan hal ini juga secara tidak langsung diharapkan
akan berdampak secara kepada semakin meningkatnya tingkat kesejahteraan seluruh
masyarakat Indonesia sebagai salah satu bagian dari ASEAN.
Kinerja Perdagangan Indonesia
dengan ASEAN
Perkembangan perdagangan
Indonesia dengan ASEAN menggambarkan nilai perdagangan yang cenderung defisit
yaitu sebesar US$ 1,2 milyar pada tahun 2005 dan meningkat menjadi US$ 2,9
milyar pada tahun 2010 (periode jan-juli).
Apabila kita analisa lebih
mendalam kecenderungan defisit perdagangan kita dengan negara-negara ASEAN
lebih pada kelompok produk minyak dan gas, namun lain hal nya dengan produk
non-migas yang mencerminkan hasil sebaliknya yaitu surplus sebesar US$ 6,7
milyar pada tahun 2005 dan surplus sebesar US$ 1,2 milyar pada tahun 2010
(periode jan-juli).
Dengan 5 (lima) komoditas utama
ekspor non-migas yaitu produk (1) Electrical, electronic equipment (US$ 2.3
juta); (2) Machinery, boilers (US$ 2 juta); (3) Animal,vegetable fats and oils,
cleavage products (US$ 1.7 juta); (4) Tin and articles thereof (US$ 1.1 juta);
(5) Copper and articles thereof (US$ 1 juta).
Negara Tujuan Ekspor Utama
Indonesia
Berdasarkan data yang diperoleh,
pada tahun 2010 periode januari-juli konsentrasi lima pasar ekspor non migas
utama Indonesia adalah ke Jepang, Amerika Serikat, RRT, Singapura dan India.
.Negara Tujuan Ekspor Utama
Indonesia Periode Jan-Juli 2010
1 JEPANG 9.009,7
2 AMERIKA SERIKAT 7.523,6
3 REP.RAKYAT CINA 6.974,6
4 SINGAPURA 5.356,5
5 INDIA 4.945,5
Serta asal negara impor utama ke
Indonesia secara berturut-turut berasal dari RRT, Jepang, Singapura, Amerika
Serikat, dan Thailand.
.Asal Negara Impor Utama ke
Indonesia Periode Jan-Juli 2010
1 REP.RAKYAT CINA 10.966,9
2 JEPANG 9.335,6
3 SINGAPURA 5.771,6
4 AMERIKA SERIKAT 5.341,1
5 THAILAND 4.386,1
Perbandingan Empat Negara:
Jerman, AS, India dan Indonesia.
Berdasarkan salah satu paparan
yang dilakukan oleh Prof. Aleksius Jemadu, Ph.D, Guru Besar Politik
Internasional FISIP HI UPH, beliau membandingkan 4 (empat) negara besar di
kerja sama negara-negara dalam sebuah kawasan yang mereka terlibat didalamnya.
Negara-negara tersebut adalah Jerman
dengan Uni Eropa, Amerika Serikat dengan NAFTA, India di dalam SAARC, dan
Indonesia dengan ASEAN. Keempat negara tersebut memainkan peranan sebagai
regional leadership. Jerman dan Amerika sangat gigih dalam mempromosikan kerja
sama regional karena keunggulan teknologi dan daya saing ekonomi tinggi yang
mereka miliki, sehingga manfaat dari kerjasama kawasan yang mereka lakukan
memberikan dampak dan pengaruh positif atas keunggulan komparatif yang dimiliki.
India, berbeda dengan Jerman dan
Amerika Serikat, karena faktor konfliknya dengan Pakistan lebih mengandalkan
national capability dariapada kemampuan collective regional.Lain pula halnya
dengan Indonesia, dimana ASEAN menempati posisi sentral dalam seluruh bangunan
kebijakan luar negeri RI. Namun secara ekonomi, ASEAN bukan mitra dagang
terbesar RI dan intra-regional trade ASEAN lebih kecil daripada extra-regional
trade dengan Jepang, China, AS dan Uni Eropa. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor diantaranya sesama negara-negara ASEAN masih bersaing untuk sejumlah
produk/komoditas yang sama (palm oil, electronics, dan automotive industry).
Oleh karena itu disinilah
perlunya Indonesia melakukan penilaian kembali mengenai langkah-langkah dan
persiapan yang perlu dilakukan terkait filosofi dari keberadaan dan peran ASEAN
itu sendiri bagi Indonesia.
Keketuaan ASEAN yang akan
dipegang oleh Indonesia sebagai salah satu b
ig brother di ASEAN bagi
negara-negara ASEAN lainnya bahkan negara mitra dagang ASEAN tentunya
mengharapkan langkah-langkah konkrit Indonesia untuk take lead atas
transformasi ASEAN dalam hal ini menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN (AEC) 2015.
Menuju ASEAN Economic Community
2015
Berbicara mengenai perkembangan
pencapaian menuju AEC 2015 selama ini selalu dimonitor melalui AEC Scorecard,
dimana Indonesia selama periode 2010, masih merupakan negara dengan realisasi
pencapaian AEC Scorecard terendah dibandingkan 9 negara anggota ASEAN lainnya
termasuk Vietnam selaku ASEAN Chairman 2010.
Hal tersebut diataslah yang
tentunya sangat perlu diperbaiki mengingat Indonesia menjadi ketua ASEAN pada
2011, hal ini tentunya bukan kabar baik apabila dalam masa keketuaannya di
ASEAN, ketua ASEAN sendiri dalam hal ini Indonesia menjadi yang terendah
pencapaian AEC Scorecard-nya dibandingkan negara ASEAN lainnya.
Tentunya hal ini terkendala
dibeberapa hal secara teknis seperti misalnya ratifikasi beberapa perjanjian
kerjasama dengan permasalahan transposisi tarif yaitu ASEAN-Japan Comprehensive
Economic Partnership (AJCEP) dan ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area.
Selain hal tersebut yang tidak
kalah penting faktor pendukung yang perlu dipersiapkan adalah langkah dalam
mewujudkan ASEAN Single Window, dimana masing-masing negara ASEAN diharapkan
sudah mulai mengimplementasikan National Single Window sebagai upaya
harmonisasi dan simplifikasi elemen-elemen dalam mewujudkan single market and
production base.
Secara nasional hal ini tentunya
akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap daya saing dan iklim
investasi yang berdampak pada akselerasi kemajuan ekonomi serta efisiensi dan
keuntungan secara berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan dimana, arus
barang ekspor dan impor akan semakin cepat; proses produksi lancar dan
terprediksi dengan baik; biaya transaksi akan semakin menurun; pelayanan yang semakin
transparan, cepat dan mudah dijangkau.
Peran Keketuaan Indonesia di
ASEAN tahun 2011 tentunya sangatlah besar, dimana tuntutan dan harapan akan
terobosan dan langkah konkrit yang dihasilkan dapat tetap terwujud. Mengingat
pencapaian dari AEC selama tahun 2010-2011 merupakan tahap penting agar dapat
mewujudkan AEC tetap on-schedule hingga akhir tahun 2015, maka kerja sama
antara pemerintah pusat dan daerah tidaklah dapat dipisahkan disertai dengan
dukungan oleh seluruh lapisan masyarakat, sehingga ASEAN tidak sebatas
pertemuan-pertemuan formal antar pejabat pemerintah namun, dapat menjadi salah
satu elemen penting yang tertanam di masyarakat Indonesia.
DAFTAR BACAAN :
http://www.tugassekolah.com/2016/03/aspek-aspek-ketahanan-nasional.html
http://kajiankritis.blogspot.com/2011/05/peran-indonesia-dalam-asean.html
file:///E:/406-menuju-masyarakat-asean-peran-indonesia-dalam-kepemimpinan-asean-2011.htm
http://www.bni.co.id/Portals/0/Document/Ulasan%20Ekonomi/ACFTA.pdf
http://andrigilang.wordpress.com/2010/12/01/arti-penting-keketuaan-indonesia-di-asean-2011-dalam-bidang-perdagangan/